Kamu pasti sudah sangat sering mendengar jenis kopi Robusta dan Arabika. Entah kamu pecinta kopi atau orang yang suka pergi ke coffee shop, rasanya dua jenis kopi tersebut pasti sudah tidak asing lagi di telinga. Tapi tahukah kamu bahwa selain dua varian kopi tersebut, ada juga varian kopi yang bernama Liberika dan Excelsa?

Memang kopi Liberika dan Excelsa tidak seumum jenis kopi Arabika atau Robusta yang banyak ditemui di kafe, coffee shop, pusat perbelanjaan, ataupun pasar. Baik kopi Liberika maupun kopi Excelsa memang tidak seterkenal dua jenis varian kopi lainnya. Namun, varian ini harus kamu ketahui karena memiliki keunikan tersendiri dilihat dari bentuk biji ataupun karakteristik dari rasanya.

Varian kopi Liberika dan Excelsa sebenarnya sudah tidak asing di telinga orang-orang yang cinta kopi. Namun, kedua varian ini belum dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia. Indonesia sebagai salah satu produsen kopi yang terkenal di dunia memang lebih terkenal dengan varian Arabika dan Robusta. Oleh karena itu, pasar lokal dan industri kopi instan didominasi oleh dua jenis varian ini dibandingkan dengan varian Liberika dan Excelsa.

Lalu, apa yang membuat varian Liberika dan Excelsa berbeda dengan varian Robusta dan Arabika? Apa karakteristiknya? Penasaran lebih jauh tentang varian kopi Liberika dan Excelsa? Simak tulisan di bawah ini, yuk!

Kopi Liberika: Kopi Beraroma Unik

Varian kopi Liberika bukanlah kopi yang berasal dari Indonesia. Liberika merupakan tanaman kopi endemik dari Liberia, Afrika Barat. Pada awalnya, tanaman ini memiliki nama ilmiah Coffea canefora var. Liberica dan termasuk dalam golongan kopi Robusta. Akan tetapi, para ilmuwan dalam pengelompokkan yang paling baru menyatakan bahwa tanaman kopi ini adalah spesies sendiri yang bernama Coffea Liberica, berbeda dari Robusta.

Walaupun bukan favorit peminum kopi dunia. kopi liberika terkenal akan aroma dan karakteristik rasanya yang unik. Varian kopi ini memiliki karakteristik rasa gabungan antara buah, aroma bunga, dan sedikit aroma kayu. 

Biji kopi liberika berukuran lebih besar dibandingkan jenis kopi Robusta dan Arabika. Bahkan, ukurannya dapat mencapai dua kali lipatnya. Selain itu, buah kopi Liberika memiliki kulit tipis dan juga berukuran besar. Bentuk buah kopi Liberika lonjong dan berukuran sekitar 18 – 33 milimeter. Dalam satu buah terdapat dua biji kopi yang masing0masing berukuran 7 – 15 milimeter.

Di samping keunikan citarasa dan ukuran biji, varian kopi Liberika juga memiliki keunikan dilihat dari sisi ekosistem tumbuhnya. Liberika tumbuh di daerah dataran rendah pada ketinggian 2 mdpl. Bahkan, Liberika bisa tumbuh juga di atas tanah yang kurang sekalipun atau tanah gambut. 

Jenis kopi Liberika masuk ke Indonesia pada tahun 1870-an dibawa oleh Belanda. Berdasarkan Ir. Yusianto, Peneliti Pascapanen Kopi di Puslitkoka (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao), Liberika didatangkan oleh Belanda karena sebelumnya jenis kopi Arabika yang dibawa ke Indonesia terkena serangan karat daun atau coffee rust. Oleh karena itu, Liberika yang lebih tahan terhadap penyakit coffee rust mulai ditanam dan dikembangkan di Indonesia.

Meskipun tidak sebanyak varian Arabika dan Robusta, kopi Liberika tetap ditanam di Indonesia. Di Indonesia, varian Liberika ini banyak ditanam di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa Timur. Liberika tumbuh di daerah Bengkulu dan Jambi. Produksi Liberika di daerah Jambi, terkonsentrasi di Tanjung Jabung.

Kopi Excelsa

Sama seperti kopi Liberika, kopi Excelsa bukanlah yang paling terkenal. Seluruh pasar kopi didominasi oleh Arabika dan Robusta dengan masing-masing persentase 70 persen dan 28 persen. Barulah sisanya merupakan gabungan dari varian Liberika dan Excelsa. 

Banyak yang menyamakan kopi Excelsa dengan kopi Liberika. Mengapa demikian? Karena sama seperti Liberika, pohon kopi Excelsa dapat tumbuh tinggi. Bahkan, banyak sumber yang mengatakan bahwa varian kopi ini satu varietas dengan Liberika. Hal ini masih menjadi perdebatan sehingga beberapa peneliti menyatakan keputusan bahwa keduanya adalah jenis kopi yang berbeda.

Kopi Excelsa yang memiliki nama coffea dewevrei memiliki karakteristik rasa dan aroma yang cukup berbeda dibandingkan Liberika. Citarasa varian Excelsa cenderung lebih kompleks dan fruity atau kebuah-buahan, seperti kacang-kacangan, herbal, apel hijau, dan zaitun hitam. Sebagai contoh, melansir dari Kominfo Jatim, kopi Excelsa yang dihasilkan dari Desa Carangwulung, Kabupaten Jombang mempunyai rasa pahit yang dominan, dengan sedikit rasa asam, manis, dan juga sepat. 

Varian kopi Excelsa ini pertama kali ditemukan oleh botanis dari Prancis yang bernama August Chevalier pada 1905. Chevalier menemukan jenis kopi ini di daerah sekitar aliran Sungai Chari di Afrika Barat. Oleh karena kedekatannya dengan kopi Liberika, botanis Prancis yang bernaman Jelan Paul Antoine Lebrun memasukkan kopi Excelsa sebagai varietas Liberika dengan nama ilmiah coffea liberica var. Dewerei. Nama ini kemudian menjadi nama ilmiah Excelsa sejak tahun 2006.

Walaupun tidak sepopuler kopi Robusta ataupun Arabika yang telah menjadi komoditas utama pasar kopi dunia, Excelsa tetap ditanam di beberapa negara karena keunikannya dan ketahanan tumbuhnya. Di Indonesia, varian kopi Excelsa ditumbuhkan di beberapa daerah, yakni Jambi, Riau, dan Jawa Timur.

Robusta Arabika vs. Liberika Excelsa

Di antara empat varian kopi yang ada, yakni Robusta, Arabika, Liberika, dan Excelsa, varian Liberika dan Excelsa memang yang kurang terkenal. Namun, ini bukan karena Liberika dan Excelsa tidak memiliki keunggulan. Kedua jenis kopi ini jelas memiliki keunikannya masing-masing seperti yang telah dipaparkan sebelumnya.

Lalu, apa perbedaan yang jelas antara Robusta Arabika dengan Liberika Excelsa itu? Pertama, aroma. Kopi Liberika atau Excelsa mempunyai aroma yang sangat khas sehingga mudah untuk dibedakan dari Robusta atau Arabika. Aroma kedua jenis kopi ini lebih menyengat tajam daripada robusta atau arabika. 

Kedua, rasa. Rasa pahit kopi Liberika dan Excelsa lebih kental dibandingkan dengan kopi Robusta atau Arabika. Umumnya, untuk menutupi aroma tajam dan rasa pahit itu, penyajian kopi Liberika dicampuri dengan susu. Bahkan, kopi Liberika biasanya juga berfungsi sebagai penambah aroma kopi untuk Robusta.

Ketiga, ukuran. Baik ukuran biji maupun buah kopi Liberika dan kopi Excelsa lebih besar daripada kopi Robusta dan Arabika. Pohon kopinya juga bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 9 meter. Jauh lebih tinggi daripada kopi Robusta dan Arabika.

Keempat dan terakhir, ketahanan. Dibandingkan dengan kopi Robusta dan Arabika, varian kopi Liberika dan Excelsa memiliki ketahanan hidup yang jauh lebih kuat. Bahkan, tanaman Liberika dan Excelsa ini dapat tumbuh di tanah gambut atau yang kurang subur pula.

Kesimpulan

Meskipun menjadi minoritas di pasar kopi dunia, hadirnya varian kopi Liberika dan Excelsa masih mendapatkan sambutan hangat dari para pecinta kopi. Pasalnya, justru karena kelangkaannya dan kekompleksan rasanya itulah kedua varian ini ditunggu-tunggu dan dicari. Penggemar kopi jadi memiliki pilihan karena varietas kopi tidak terbatas hanya Robusta dan Arabika saja.

Mana yang lebih baik dari keempat varietas itu? Jawabannya bisa ada sesuai dengan pilihan masing-masing. Kamu bisa memilih varietas kopi sesuai dengan rasa yang kamu inginkan. Apabila kamu ingin kopi dengan rasa yang ringan dengan sedikit asam segar, kami bisa memilih varian Arabika. Namun, apabila kamu lebih suka dengan karakteristik rasa yang berat dengan kecenderungan pahit, pilihlah Robusta, Excelsa, atau juga Liberika. Tertarik untuk mencoba varian Liberika dan Excelsa, tidak?

Jika kamu merupakan produsen kopi dari berbagai daerah, jangan sungkan untuk membuka toko di platform KopiKita, sehingga para penikmat kopi dari seluruh Indonesia dapat mencicipi produksi kopi kamu. Ajukan bisnis ke platform KopiKita sekarang dengan mengisi form berikut ini.


Kamu penikmat kopi? Saatnya kunjungi platform KopiKita untuk menemukan kopi dari berbagai daerah di Indonesia dengan harga terbaik.