Tidak semua negara memiliki masa panen kopi yang sama. Terdapat perbedaan masa panen kopi di dunia yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Pada umumnya, masa panen terjadi selama kurang lebih 2 sampai 5 bulan lamanya.

Sementara itu, lama waktu yang dibutuhkan agar tanaman kopi bisa dipetik adalah sekitar 6 bulan sampai 2 tahun lebih. Contohnya, kopi robusta yang memerlukan waktu 8 sampai 11 bulan hingga matang.

Kemudian, ada kopi arabika yang matangnya bisa sekitar 6 sampai 8 bulan. Kopi baru bisa dipetik ketika memang telah matang sempurna.

Kopi yang telah matang memiliki ciri pada warna kulit buahnya. Buah yang matang memiliki warna merah. Kemudian, warnanya berubah setelah matang sepenuhnya (over ripe) menjadi kehitam-hitaman.

Lama waktu matang sampai masa panen kopi tersebut juga tergantung berdasarkan jenis kopi serta berbagai faktor lainnya.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perbedaan Masa Panen Kopi di Dunia

Lalu, apa saja faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan masa panen kopi di dunia?

Paparan Sinar Matahari

Sama seperti tanaman pada umumnya, tanaman kopi juga memerlukan sinar matahari yang cukup agar bisa tumbuh dengan baik. Sinar matahari yang tepat akan membuat klorofil berubah glukosa dan oksigen. Dua hal tersebut sangat dibutuhkan untuk perkembangan bagian-bagian dari tanaman, seperti akar, batang, dan sebagainya.

Kondisi Iklim

Tanaman kopi harus ditanam di iklim yang memiliki curah hujan dan kekeringan yang tepat. Kopi lebih baik ditanam di daerah bercurah hujan sekitar 1500 sampai 3000 mm per tahun.

Selain itu, kopi lebih baik ditanam di iklim kering dengan curah hujan di bawah 60 mm per bulan. Oleh sebab itu, sebelum menanam kopi, harus dilihat dahulu kondisi iklim di daerah tersebut lebih cocok untuk menanam jenis kopi apa.

Letak daerah penanaman kopi juga dapat berpengaruh terhadap masa panen. Contoh paling mudah, kopi Indonesia yang ditanam di selatan garis Khatulistiwa seperti Kopi Jawa dan Lampung, memiliki masa panen pada pertengahan tahun. Sedangkan kopi yang ditanam di sebelah utara garis khatulistiwa, seperti di Aceh, memiliki masa panen yang berbeda. 

Kondisi Tanah

Tanah yang subur akan membuat tanaman kopi tumbuh dengan baik. Sebelum menanam kopi, pemilihan lahan harus dilakukan dengan cermat. Struktur tanah yang baik adalah tanah yang lapisan atasnya bertekstur remah. Maksudnya, tanah tersebut terlihat berpori dan lebih kering. Selain itu, kemiringan tanahnya juga kurang dari 30 persen.

Ketinggian Tempat

Terakhir, penanaman kopi juga bergantung terhadap wilayah geografis yang dipilih. Petani harus mempertimbangkan ketinggian tempat yang sesuai. Misalnya, kopi arabika cocok ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian tempat antara 900-1700 mdpl. Selain itu, kopi robusta cocok ditanam pada ketinggian 40-900 mdpl.

Masa Panen di 5 Besar Negara Penghasil Kopi Terbesar di Dunia

Berdasarkan data dari Statista, berikut lima besar negara penghasil kopi terbesar di dunia.

Brazil

Brazil berada di urutan pertama negara penghasil kopi terbesar di dunia. Pada tahun 2022 , negara ini berhasil menghasilkan 3.558.000 metrik ton per tahun.

Masa panen kopi di negara ini bisa mencapai 5 bulan, yaitu mulai dari Mei-September. Brazil pernah mengalami penurunan panen akibat kekeringan parah yang terjadi pada tahun 2020.

Selain itu, Brazil juga pernah terkena frost pada tahun 2021. Hal tersebut menyebabkan panen kopi di Brazil berkurang sebanyak 120.000 ton.

Vietnam

Vietnam menghasilkan 1.830.000 metrik ton kopi pada tahun 2022. Pada umumnya, masa panen kopi berjenis robusta di Vietnam dimulai pada bulan Oktober atau November. 

Pada tahun 2022, panen kopi di Vietnam sempat terhambat karena terdampak La Nina. Mereka pun harus menunda masa panen selama satu bulan. hal ini menyebabkan masa panen berlangsung sampai awal Desember.

Kolombia

Negara ini menghasilkan sebanyak 858.000 metrik ton pada tahun 2022. Masa panen kopi di Kolombia berlangsung pada Oktober-Desember. Kolombia terkenal sebagai penghasil kopi berjenis Arabika.

Indonesia

Pada tahun 2022, Indonesia memproduksi kopi sebanyak 642.000 metrik ton. Biasanya, masa panen terjadi pada sekitar bulan Mei atau Juni. Di Pulau Jawa, panen biasanya dilakukan pada Mei sampai September. Kemudian, di Jawa dan Bali, panen robusta biasa dilakukan pada Juli sampai September.

Di Sumatera dan Aceh, masa panen terjadi selama dua kali dalam satu tahun, yaitu pada Februari sampai April dan September sampai November.

Ethiopia

Ethiopia menghasilkan 441.000 metrik ton pada 2022. Masa panen kopi di negara ini berlangsung pada Oktober-Januari

Musim panen kopi yang sukses bergantung pada cuaca atau iklim. Tidak jarang, musim yang terlalu kering atau curah hujan terlalu tinggi menjadi penyebab rusaknya panen kopi.

Berkaca pada kondisi di Vietnam yang harus menunda panen karena terjadi hujan terus-menerus. Selain itu, Brazil juga pernah mengalami penurunan panen akibat kekeringan.

Oleh sebab itu, kondisi iklim dan tanah menjadi hal yang harus diperhatikan karena sangat berpengaruh terhadap panen kopi.


Kamu penikmat kopi? Saatnya kunjungi platform KopiKita untuk menemukan kopi dari berbagai daerah di Indonesia dengan harga terbaik.