Peraturan kompetisi brewers 2023 berdasarkan SCA dan telah mendapatkan persetujuan dari WCE selalu berbeda setiap tahunnya. Bagi para brewer mungkin sudah tidak asing lagi.
Seorang yang tertarik untuk ikut berkontribusi menjadi peserta wajib untuk memahami peraturan kompetisi brewers 2023. Dengan begitu persiapan akan jauh lebih matang.
Meskipun, setiap tahun peraturan hampir mirip, kadang ada beberapa poin yang mengalami perubahan. Ajang kelas dunia ini menjadi kompetisi paling puncak di kelas brewers coffee.
Apa itu WBC?
Kompetisi World Brewers Cup berfokus pada keterampilan menyeduh kopi dengan brewing manual. Selain itu, acara ini bertujuan untuk mempromosikan pembuatan kopi secara manual dan keunggulan kemampuan barista.
Kejuaraan satu ini, mengharuskan peserta untuk menyiapkan dan menyajikan tiga minuman. Minuman ini akan dinilai oleh dewan juri.
Terdapat dua babak dalam kompetisi ini. Babak pertama, peserta harus menyelesaikan dua service kopi (wajib dan terbuka).
Pada service wajib, peserta harus menyiapkan tiga minuman. Mereka harus menggunakan biji kopi utuh. Sementara itu, biji kopi harus menggunakan yang telah tersedia dalam kompetisi.
Untuk service terbuka, peserta harus menyiapkan minuman serta melakukan presentasi. 6 peserta dengan skor tertinggi babak pertama akan masuk ke babak final.
Jika bertanding di babak final secara eksklusif terdiri dari service terbuat. Peserta di babak final yang memperoleh skor tinggi mendapatkan gelar the World Brewers Cup Champion.
Peraturan World Brewers Championship 2023
Dalam peraturan WBA 2023 yang telah dirilis secara resmi Speciality Coffee Association. Terdapat beberapa poin peraturan yang harus diikuti oleh peserta.
Hampir sama dengan kompetisi lainnya, semua peraturan dijelaskan secara rinci. Dalam tautan yang tercantum terdapat 21 poin aturan.
Namun, yang menjadi pembahasan dari artikel ini berfokus pada coffee evaluation. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh brewer.
Aroma
Poin ini berfokus pada aroma dari hasil brewing. Juri akan mengevaluasi intensitas dari aroma.
Menandai persepsi juri berdasarkan sampel coffee. Untuk itu mereka menggunakan skala dari lembar nilai yang telah disiapkan.
Persepsi itu dilakukan sebelum mengevaluasi dan menandai persepsi dari aroma (kejelasan dan kompleksitas).
Setelah itu, juri akan mencatat dan mendeskripsikan aroma coffee tersebut mendekati fruity, sweet atau chocolate.
Rasa (Flavor)
Rasa didefinisikan sebagai kombinasi dari rasa dasar, seperti:
- Manis (sweet)
- Asam (sour)
- Asin (salty)
- Pahit (bitter)
- Umami
Selain itu, juga termasuk kualitas aromatik, sebagian besar dirasakan oleh retro-nasally. Merupakan representasi kopi dari karakter utamanya.
Tidak hanya tu, ada penilaian mid-range, yakni kesan pertama dari aroma kopi dan tingkat keasaman setelahnya (aftertaste).
Gabungan dari semua sensasi gustatory (perasa) serta aroma retro-nasal yang mengalir dari mulut ke hidung. Inilah yang namanya flavor atau rasa.
Skor untuk rasa berdasarkan pertimbangan intensitas, kualitas, dan kompleksitas gabungan rasa plus aroma. Sensasi yang diperoleh ketika menyeruput ke dalam mulut.
Proses evaluasi ini melibatkan langit-langit mulut dalam keseluruhan penilaiannya.
Aftertaste
Memiliki keterkaitan yang erat dengan Rasa dalam pembahasan sebelumnya. Gabungan antara rasa dasar dan kualitas aromatik itulah aftertaste.
Kopi memiliki rasa dan aromatik yang tertinggal di dalam mulut ketika menelan dan meludah. Secara, pengertian inilah yang dimaksud dengan aftertaste.
Sementara itu, juri menilai rasa yang tertinggal ini berdasarkan lamanya kualitas rasa positif. Baik rasa dan aroma yang berasal dari belakang langit-langit mulut.
Rasa tertinggal ini biasanya tetap ada setelah kopi sudah di ekspektorasi atau tertelan. Juri akan memberi nilai rendah pada aftertaste yang mengurangi experience cup. Baik secara astringency ataupun bitterness dari kopinya.
Sebaliknya, jika aftertaste tersebut memberi kontribusi positif terhadap pengalaman mencicipi kopi. Tentu, saja juri akan memberi nilai yang tinggi.
Keasaman (Acidity)
Keasaman dalam kopi terdapat dua macam, yang disukai dan yang tidak disukai. Rasa asam dalam kopi ini juga sering digambarkan sebagai brightness.
Rasa asam yang bagus berkontribusi menghidupkan aroma kopi, rasa manis, dan karakter buah segar. Rasa tersebut biasanya muncul hampir pertama kali setelah menyeruput kopi.
Keasamaan yang terlalu kuat atau mendominasi akan terasa tidak menyenangkan. Rasa asam berlebihan mungkin tidak cocok dengan profil kopi yang diseduh.
Dalam menilai keasaman, juri akan menilai intensitas keasaman kopi yang telah diseduh. Mulai dari rendah ke tinggi, lalu mencatatnya dengan skala yang sesuai.
Setelah itu, mencatatnya ke dalam deskriptor secara khusus terkait tingkat acidity kopi. Hal yang paling berharga adalah dengan memahami deskriptor yang ada.
Sweetness (sensasi manis)
Rasa manis merupakan impresi dari rasa manis ketika melakukan penyeduhan. Juri menilai rasa manis dari intensitas rasa manis berdasarkan seduhan kopi.
Penilaian rasa manis dari rendah ke tinggi. Setelahnya, mencatat deskriptor yang berguna untuk mengasosiasikan rasa manis yang dimaksud, misalnya :
- Brown sugar
- Pleasant (menyenangkan)
- Overpowering (menakjubkan)
Mouthfeel
Merupakan definisi dari sensasi kopi ketika masih kedalam mulut. Berdasarkan ketebalan dan tekstur minuman kopi. Ketebalan ini bukan mengacu terhadap rasa, tetapi dari kekentalan yang dirasakan dalam kopi.
- Tipis atau ringan
- Tebal atau berat
Selain itu, berdasarkan tekstur yang mengacu pada sensasi dari kehalusan kopi.
- Kasar (rough)
- Creamy
- Smooth
- Mouth-drying
Juri akan mengevaluasi kekentalan kopi hasil brewing. Kemudian menandainya sebagai intensitas berdasarkan skala penilaian.
Lalu, mereka akan mencatat deskriptor secara khusus terkait dengan kekentalan dan tekstur kopi. Brewing dengan rasa ringan atau berat relatif mendapatkan skor tinggi terhadap kualitas rasa taktil di mulut.
Namun, beberapa kopi seduhan dengan rasa lebih ringan, juga memiliki rasa enak di mulut. Namun, kopi dengan kandungan body yang tinggi dapat menerima hasil skor preferensi tinggi. Meskipun peringkat intensitasnya akan sangat berbeda.
Overall (Penilaian Keseluruhan)
Aspek dari penilaian keseluruhan ini sebagai hasil akhir dari juri secara perseorangan. Persepsi dari keseimbangan, dari aspek rasa, aftertaste, acidity, mouthfeel, dan sweetness.
Semuanya akan menjadi kesatuan yang saling melengkapi, atau malah menjadi kontras satu sama lain. Sehingga, menjadi faktor dalam skor penilaian terakhir.
Juri akan menilai berdasarkan persepsi stabilitas sampel. Seberapa hasil brewing dapat mempertahankan karakter kopi sampai mendingin.
Sampel dengan banyak aspek akan menjadi pertimbangan bagus. Namun, jika rasanya tidak sesuai menurut juri mungkin malah memperoleh skor rendah.
Penilaian overall berdasarkan individu juri secara pribadi. Karakteristik hasil brewing yang disuka tidak sepenuhnya tercermin dari penilaian individu.
Selain poin penilaian di atas, peraturan yang dibuat oleh WCE membahas dengan detail peraturan lainnya. Klik di sini untuk informasi lebih lanjut : . (*)
Kamu penikmat kopi? Saatnya kunjungi platform KopiKita untuk menemukan kopi dari berbagai daerah di Indonesia dengan harga terbaik.