Selama ini, Pulau Dewata sangat terkenal akan destinasi wisata dan keindahan alamnya. Namun, sebenarnya Bali bukan hanya tentang pantai dan laut saja. Bali juga dikenal di mata dunia sebagai salah satu penghasil biji kopi Arabika yang terbaik.
Di Bali, tepatnya di daerah Kintamani dekat Gunung Batur terdapat perkebunan kopi yang masih menggunakan proses budidaya kopi secara tradisional. Serupa dengan jenis kopi Indonesia lainnya, kopi di daerah Kintamani ini juga diberi nama sesuai dengan daerah perkebunannya, yakni kopi Kintamani.
Dalam tulisan ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai biji kopi Kintamani, salah satu varietas kopi Bali yang paling menonjol di negara ini. Kopi Kintamani berasal dari dataran tinggi Kintamani di Pulau Bali. Bagi orang Bali, varietas kopi ini bukan hanya biji kopi biasa melainkan salah satu praktik kehidupan spiritual penduduk Bali. Agar mengenal kopi Kintamani lebih dekat, ayo simak penjelasan di bawah ini!
Sejarah Kopi Kintamani dari Bali
Kapan tepatnya kopi Kintamani atau kopi Bali ada dan beredar sebenarnya tidak diketahui pasti. Ada beberapa sumber yang menjelaskan awal mula adanya kopi Bali ini. Melansir Ubudian.id, buku Verslag over de Koeffiecultuur in America, Azie en Africa menuliskan bahwa kopi Arabika dari Bali telah diekspor sejak dua abad lalu. Kopi Bali dan Palembang sudah diekspor sejak tahun 1852.
Berbeda dengan hal ini, apabila merunut dari Javasche Courant, keberadaan kopi Bali telah diketahui secara luas pada tahun 1843. Menurut beberapa sejarawan, setelah Pemerintah Hindia Belanda membentuk Afdeeling Boeleleng dan Afdeeling Djebrana, cabang pemerintahan di Bali, pengembangan kopi di sana baru dimulai secara masif.
Kopi ini dibawa oleh kapal dengan bendera Hindia Belanda dari Bali ke Surabaya. Kemudian, pada 1869 di Rotterdam, kopi Bali dijual dengan harga f23. Merujuk pada koran Belanda yang bernama Nieuwe Rotterdamsche courant, beberapa bulan sejak kemunculannya di Rotterdam, persediaan kopi di pulau Bali sudah mencukupi untuk diekspor ke Belanda dengan harga f18 – f20.
Kedekatan Kopi Bali dengan Kehidupan Spiritual: Tri Hita Karana
Seperti yang telah kita ketahui bersama, kopi Kintamani dari Bali berasal dari dataran tinggi Kintamani di daerah Bali Utara. Daerah Kintamani berada di ketinggian 1.300 – 1.700 mdpl di antara vulkanik besar. Dengan ketinggian ini, tanaman kopi kintamani tumbuh di iklim yang kering dan sejuk. Di daerah Kintamani, ini kopi ditanam bersama dengan pohon jeruk dan sayuran hingga akhirnya memiliki rasa citrusy.
Bagi masyarakat Bali, budidaya kopi bukan hanya kegiatan menanam dan memanen. Lebih dari itu, budidaya kopi merupakan praktik Subak Abian, yakni sebuah sistem pertanian kolektif tradisional mirip koperasi di Bali. Subak Abian adalah sistem yang meliputi praktik keagamaan dan kegiatan pertanian sejak abad ke-9.
Setiap daerah di Bali mempunyai organisasi subak atau adatnya masing-masing. Setiap subak ini memiliki sebuah pura yang disebut dengan Pura Ulun Carik. Dalam subak, aturan yang ada diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi sebagai sebuah hukum adat. Oleh karena hal itu, apabila ada petani yang melanggar cara budidaya kopi Kintamani, petani akan mendapatkan sanksi adat.
Sistem Subak Abian pada dasarnya sangat menganut cara hidup orang Bali, yaitu Tri Hita Karana. Tri Hita Karana sendiri merupakan cara hidup yang berakar pada agama Hindu yang berarti bahwa “tiga penyebab kesejahteraan.” Fokus filosofi Hindu ini adalah hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan.
Dengan adanya prinsip Tri Hita Karana ini, petani kopi Kintamani mempraktikkan pertanian kopi tanpa menggunakan pestisida, insektisida, ataupun bahan kimia lainnya. Dengan adanya aturan adat ini, petani dapat menjaga kualitas kopi dan juga meningkatkan produksi kopi. Untuk menghasilkan kopi yang organik dan ramah lingkungan, petani kopi Bali hanya menggunakan bahan-bahan alami sebagai pupuk. Para petani kopi saling berbagi pengetahuan dan juga sumber daya masing-masing untuk menyeimbangkan siklus alami produksi kopi di bawah sistem Subak Abian.
Karakteristik kopi
Biji kopi Kintamani merupakan biji kopi Arabika, yakni kopi dengan spesialisasi single-origin dengan citarasa yang lebih ringan dan cenderung manis. Body kopi Kintamani sangat halus. Kopi Bali ini memiliki rasa yang fruity, asam seperti jeruk. Aroma kopi ini sangat unik, citrusy, yang muncul secara alami tanpa adanya bahan kimia sama sekali.
Bagaimana bisa begitu? Aroma citrusy dan rasa asam seperti jeruk ini muncul karena pohon kopi Kintamani ditanam bersamaan dengan sayur dan buah di dekat perkebunan jeruk.
Secara umum, karakteristik kopi kintamani bisa dijabarkan sebagai berikut:
- Varietas biji kopi : Arabika
- Tingkat kafein : Rendah
- Aroma : Cokelat hitam, jeruk, lemon
- Keasaman : Sedang
- Body : Tinggi
- Rasa : Manis, sirup, cokelat pahit
Perkebunan kopi Kintamani rata-rata berada di ketinggian 1500 mdpl. Para petani kopi kintamani di lahan yang sama dengan sayuran dan jeruk. Inilah yang kemudian membuat kopi kintamani memiliki citarasa yang manis seperti minuman buah.
Review kopi ini di Mata Dunia
Daerah Kintamani terkenal akan reputasi sebagai sumber kopi organik karena mempunyai sistem Subak Abian, yakni metode budidaya kopi sederhana yang sangat unik. Selain itu, varietas kopi Kintamani sendiri juga sangat terkenal karena citarasa fruity yang manis. Di mata industri kopi dunia, kopi Kintamani sudah menjadi sebuah hal yang cukup hangat diperbincangkan.
Sampai saat ini, kopi Kintamani secara berkelanjutan menjadi komoditas ekspor dari Bali. Pada tahun 2008, varietas kopi kintamani menerima sertifikasi IG yang menjadi syarat ekspor. Sejak saat itu, kopi bali Kintamani semakin banyak penggemarnya di pasar lokal maupun internasional. Hingga saat ini, biji kopi ini telah diekspor ke Amerika, Australia, Eropa, Korea, dan Jepang.
Kesimpulan
Baik di tingkat industri kopi lokal maupun internasional, kehadiran kopi Kintamani selalu diperhitungkan. Salah satu komoditas ekspor kopi Indonesia ini sudah berhasil mematenkan kedudukannya di pasar lokal dengan keunikan rasa dan budidaya kopinya. Bahkan, saat ini, kopi Kintamani dan kawasan Kintamani sudah menjadi sebuah daftar kunjungan wisata yang menawarkan minuman lokal asli Kintamani dan pemandangan Kintamani yang dikelilingi Gunung Batur. Kombinasi alam dan kopi ini sepertinya semakin menggaungkan nama kopi Kintamani baik untuk pelanggan lokal maupun internasional.
Kopi Kintamani bukan hanya soal rasa, namun juga menyangkut sejarah, potensi alam, proses budidaya, hingga kehidupan spiritual. Dengan seluruh perpaduan itulah kopi kintamani bisa menjadi “kaya.” Nah, kamu sudah pernah mencoba “kekayaan” secangkir kopi kintamani belum?
Jika kamu merupakan produsen kopi dari berbagai daerah, jangan sungkan untuk membuka toko di platform KopiKita, sehingga para penikmat kopi dari seluruh Indonesia dapat mencicipi produksi kopi kamu. Ajukan bisnis ke platform KopiKita sekarang dengan mengisi form berikut ini.
Kamu penikmat kopi? Saatnya kunjungi platform KopiKita untuk menemukan kopi dari berbagai daerah di Indonesia dengan harga terbaik.