Untuk kamu yang senang belajar sejarah, kopi memang menjadi primadona tersendiri di tiap zaman. Kopi telah menemani peradaban manusia sudah sejak ribuan tahun lamanya. Masa ke masa, kopi dikenal sebagai pelipur lara bagi yang menikmatinya.
Tokoh-tokoh besar dunia pun tak luput memberikan perhatian lebih pada minuman satu ini. Kopi diyakini sebagai pemberi kontribusi terbesar terhadap ide-ide cemerlang manusia.
Karena itu, budaya ngopi di kalangan cendikiawan merupakan kebiasaan yang tak pernah terpisahkan. Makanya, banyak para filsuf dan akademikus sering mengobrol di kedai-kedai kopi sejak zaman dahulu. Mereka akan berbagi ide dan gagasan serta pengetahuan-pengetahuan yang mereka miliki.
Nah, buat kamu yang ingin tahu siapa saja para filsuf dunia yang mencintai kopi, berikut kami rangkum nama para filsuf yang mencintai kopi beserta alasan mengapa mereka menyukai kopi.
Ludwig Van Beethoven
Komposer musik yang terkenal dengan sifat emosinya yang buruk ini mengkonsumsi 60 biji kopi per hari. Tidak kurang, tidak lebih. Beethoven memiliki alasan tersendiri soal jumlah ‘60’ ini, dan tidak ada yang tahu alasannya hingga kini.
Menurut penulis biografinya—Anton Schindler, Beethoven sengaja menghitung biji kopinya dengan hati-hati. Ia akan memastikan jumlah biji kopi yang akan ia minum berjumlah 60.
Benjamin Franklin
Sosok yang ada di lembaran uang 100 US Dollar, sekaligus perumus Deklarasi Kemerdekaan AS ini, begitu mengagumi kopi. Ia menyatakan, “Dari sekian banyak kemewahan di atas meja, kopi layak dianggap yang paling berharga. Kopi menimbulkan kebahagiaan tanpa efek samping. Kopi tidak pernah berujung pada kesedihan.”
Voltaire
Filsuf yang terkenal dengan gagasan-gagasannya soal kebebasan beragama dan berbicara ini, disebut sebagai ‘duta kopi’ pada zamannya. Bagaimana tidak, ia menenggak puluhan cangkir kopi per hari untuk menstimulasi pikiran dan kreativitasnya.
Karena kebiasaannya itu sering disinggung kerabat dan dokter, ia pernah mengatakan, “Kalau memang kopi adalah racun, jelas ia racun yang bekerja dengan lambat.”
Søren Kierkegaard
Filsuf asal Denmark yang lekat dengan gagasan eksistensialismenya ini, punya kebiasaan meminum kopi yang tak kalah ekstrem. Sebelum menikmati secangkir kopi, Kierkegaard menuang tumpukan besar gula ke dalam cangkirnya. Kemudian ia menuangkan kopi hitam yang kental dan pahit untuk melarutkan tumpukan gula tersebut.
Immanuel Kant
Kant adalah filsuf yang dikenal dengan gagasan-gagasannya tentang filsafat modern. Ia adalah filsuf yang mencetus pernyataan paling sensasional, yaitu semangat ‘berani berpikir sendiri’.
Kebiasaan ngopi Kant sebenarnya biasa saja. Namun, Kant memiliki kedisiplinan khusus bagi waktu minum kopi. Ia tidak bisa telat pada jam ngopinya, atau tidak bisa diganggu dengan hal-hal lain.
Menurut penulis biografi Kant, Thomas De Quincey, para pelayan Kant akan seketika bermunculan seperti anak panah begitu perintah tersebut diteriakkan.
Kebiasaan ngopi di kalangan filsuf memiliki berbagai keunikan. Karena itulah, ide-ide brilian mengalir dengan jalan yang unik pula dari mereka. Memang bukan sepenuhnya karena kopi, tapi kopi adalah pemantik dari segala-galanya.
Jika kamu merupakan produsen kopi dari berbagai daerah, jangan sungkan untuk membuka toko di platform KopiKita, sehingga para penikmat kopi dari seluruh Indonesia dapat mencicipi produksi kopi kamu. Ajukan bisnis ke platform KopiKita sekarang dengan mengisi form berikut ini.
Kamu penikmat kopi? Saatnya kunjungi platform KopiKita untuk menemukan kopi dari berbagai daerah di Indonesia dengan harga terbaik.