Tips Berkebun Kopi dari Petani Pemula – Kopi merupakan salah satu komoditas yang vital di Indonesia. Namun, budidaya kopi tidak semudah ketika menyeruputnya di kafe yang instagramable.
Secangkir kopi yang kamu nikmati juga melibatkan berbagai proses panjang dan penuh tantangan. Mulai dari pemilihan varietas, penanaman, perawatan, panen, pengolahan pasca panen, hingga roasting, dan akhirnya terseduh di meja.
Begitu juga halnya dengan apa yang dialami petani kopi. Mereka menghadapi banyak tantangan, mulai dari cuaca, harga jual, hingga serangan hama dan penyakit.
Tips Berkebun Kopi dari Petani Pemula
Syahdan, berikut ini adalah tips berkebun kopi dari Achmad Fathurrohman Rustandi, seorang petani kopi pemula yang berhasil meningkatkan hasil panennya secara signifikan.
Fathur, begitu orang-orang menyapanya, baru dua tahun mengelola kebun kopinya seluas 1400 meter. Dalam waktu singkat, ia berhasil meningkatkan hasil panennya hingga dua kali lipat. Hal ini berkat beberapa tips yang diterapkannya.
Fathur, begitu orang-orang menyapanya, baru dua tahun mengelola kebun kopi robustanya seluas 1400 meter. Dalam waktu singkat, ia berhasil meningkatkan hasil panennya hingga dua kali lipat.
Hal ini berkat beberapa tips yang diterapkannya.
Berikan pupuk organik secara rutin.
Pertama, berikan pupuk organik secara rutin, seperti pupuk kandang dari kotoran kambing. Rumput liar dan gulma dapat bersaing dengan tanaman kopi untuk mendapatkan nutrisi dan air. Karena itu, Fathur memanfaatkan rumput liar tersebut sebagai pakan kambing, sehingga ia dapat bertani sekaligus memberi pakan ternak.
Pruning tanaman kopi secara rutin dapat meningkatkan produktivitas.
Kedua, Fathur memotong dahan-dahan tua dan tidak produktif dari tanaman kopinya. Hasilnya, kebun kopinya menghasilkan lebih banyak produk daripada kebun kopi yang lebih luas di sekitarnya.
“Dahan-dahan yang tua bekas buah kopinya, plus yang tidak produktif kita pruning, kita potong, kita buang, dan itu ternyata hasilnya jauh lebih besar dari kebun yang lebih luas,” kata Fathur saat saya mewawancarainya beberapa waktu lalu.
Seperti yang dipaparkan oleh Fathur, pruning atau pemangkasan tanaman kopi bertujuan untuk membentuk tajuk tanaman dan menyingkirkan cabang yang tidak produktif, tidak sehat, serta tidak normal.
Dengan rutin melakukan pruning, tanaman kopi akan memiliki lebih banyak cabang yang produktif, sehingga menghasilkan lebih banyak bunga dan buah.
Stek tunas baru untuk meningkatkan kualitas buah kopi.
Tunas baru yang tumbuh setelah pruning belum tentu langsung berbuah dengan kualitas optimal. Oleh karena itu, menurut Fathur, tips ketiganya adalah petani kopi dapat melakukan stek tunas baru dengan menggunakan pohon unggulan.
Stek adalah teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Pada stek tunas baru, Fathur menyarankan agar petani kopi akan mengambil tunas baru yang sudah tumbuh dan sehat. Tunas baru ini kemudian akan ditempelkan pada batang pohon unggulan.
Proses stek tunas baru ini akan menghasilkan tanaman kopi baru yang memiliki kualitas buah yang setara dengan pohon unggulan. Hal ini karena tanaman kopi baru ini akan memiliki gen yang sama dengan pohon unggulan.
Panen buah kopi yang matang sempurna.
Fathur memberikan tips keempat untuk meningkatkan kualitas kopi, yaitu memetik buah kopi yang matang sempurna di pohon. Buah kopi yang matang sempurna memiliki harga jual yang lebih tinggi.
Namun, di sisi lain Fathur mengakui bahwa tidak semua petani selalu bisa menjual buah kopi yang matang sempurna. Hal ini karena harga buah kopi dikendalikan oleh tengkulak. Petani sering kali terpaksa menjual buah kopi yang belum matang sempurna karena keburu butuh uang.
Tanam tumpangsari untuk penghasilan tambahan.
Tips kelima dari Fathur adalah menanam tanaman tumpangsari di sekitar tanaman kopi. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan penghasilan tambahan, mengingat harga kopi yang dikendalikan oleh tengkulak.
Fathur sendiri menanam beberapa pohon di sekitar tanaman kopinya, seperti alpukat, pete, jeruk nipis, dan lemon. Tanaman-tanaman ini dipilih karena memiliki nilai jual yang tinggi dan dapat dipanen sepanjang tahun.
Dengan menanam tumpangsari, petani kopi dapat mengurangi ketergantungannya pada harga kopi yang ditentukan oleh tengkulak. Selain itu, tumpangsari juga dapat membantu menjaga kesuburan tanah dan mengurangi erosi [mhg].
Kamu penikmat kopi? Saatnya kunjungi platform KopiKita untuk menemukan kopi dari berbagai daerah di Indonesia dengan harga terbaik.