Dari asal usul kopi yang berasal dari daerah Afrika yang kemudian menyebar hingga ke Indonesia sudah kita bahas di artikel sebelumnya. Kali ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai salah satu jenis biji kopi yang terkenal, yaitu seluk beluk kopi Robusta. 

Apakah kamu penggemar kopi? Dari banyaknya kopi dengan beragam rasa yang dijumpai di kedai kopi, biasanya semua dapat dibedakan menjadi dua jenis kopi, yaitu Robusta dan Arabika. Meski keduanya banyak diminati, ternyata Robusta dan Arabika memiliki banyak perbedaan, apa saja perbedaannya? Yuk, simak seluk beluk kopi Robusta di bawah ini!

Seluk beluk biji kopi Robusta

Robusta ditemukan tumbuh di Afrika tengah dan barat, tepatnya di belantara Kongo pada awal 1800-an. Tanaman biji Robusta asli yang tumbuh di hutan tropis Uganda di sekitar Danau Victoria yang telah diberi nama coffea canephora

Berasal dari Afrika tengah dan barat, biji kopi Robusta adalah jenis kopi terpopuler kedua di seluruh dunia dan telah menghasilkan sekitar 40 persen dari seluruh produksi kopi di dunia. Biji kopi Robusta berasal dari tanaman coffea canephora yang menghasilkan bunga putih seperti bunga melati dan juga buah kopi merah tua di dalamnya.

Robusta ditemukan seratus tahun setelah biji Arabika, yang membuatnya jadi biji kopi termuda di dunia. Biji Robusta biasanya berukuran lebih kecil, tebal, dan bulat dibanding biji Arabika. Biji Robusta juga berwarna lebih gelap ketika sudah matang. Daun tanaman biji Robusta lebih besar daripada tanaman biji Arabika.

Penanaman biji Robusta

Tanaman biji robusta ditanam secara eksklusif di belahan bumi Timur, terutama di Afrika dan Indonesia. Tanaman dengan nama latin coffea canephora ini biasa ditanam di dataran rendah di ketinggian sekitar 600 meter. Di alam liar, Robusta dapat tumbuh hingga sekitar sepuluh meter.

Berbeda dengan tanaman biji Arabika, biji Robusta jauh lebih mudah untuk tumbuh. Hal ini disebabkan biji Robusta tidak rentan atau sensitif terhadap hama dan perubahan kondisi cuaca. Ini juga merupakan bagian dari alasan mengapa harga biji Robusta biasanya lebih murah dibanding dengan biji Arabika. 

Karena Robusta kebal terhadap penyakit, maka dapat tumbuh pada dataran yang lebih rendah dengan tidak butuh banyak air untuk merawatnya. Selain itu, tanaman biji Robusta mampu menghasilkan buah lebih cepat dan menghasilkan lebih banyak panen per pohon. Karena masih membutuhkan iklim sub-tropis, negara yang memiliki curah hujan dan kelembaban stabil menjadi faktor penting untuk menanam tanaman biji Robusta.

Dengan demikian, Robusta mungkin menjadi kunci untuk produksi kopi berkelanjutan di masa depan karena dapat berkembang lebih mudah dan cepat dengan lebih tahan terhadap hama dibandingkan dengan perkembangan biji Arabika yang membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun.

Salah satu keuntungan menggunakan biji kopi Robusta adalah biaya yang cenderung lebih rendah dibanding Arabika. Bagi petani dan produsen, kopi Robusta membutuhkan lebih sedikit bahan kimia dan pestisida, dan dapat diproduksi pada yang lebih hangat karena ketahanan alaminya sebagai tanaman.

Baca juga: Cara Pembibitan Kopi Robusta dengan Metode Vegetatif

Rasa biji Robusta

Kopi yang dihasilkan oleh biji Robusta cenderung memiliki rasa yang lebih kuat dan tebal, bahkan pahit dengan karakter rasa yang seperti kayu dan karet. Rasa yang dihasilkan dari biji Robusta itu sendiri juga tergantung pada letak lokasi tanaman biji Robusta itu ditanam.

Biji Robusta itu memiliki kafein dua kali lipat dari biji Arabika, yang menyebabkan kopi Robusta mengandung lebih banyak rasa pahit. Robusta juga lebih disukai oleh penggemar Espresso karena bisa menghasilkan crema atau krema. Itulah sebabnya mengapa kebanyakan orang Italia sering menambahkan Robusta untuk campuran Italian roast mereka.

Hampir semua merek kopi instan mengandung biji Robusta karena harganya cenderung murah. Umumnya ini dikarakterkan dengan rasanya mirip dengan kacang tanah dan juga mentega. Sering kali biji robusta di-blending dengan kopi Arabika untuk memberi rasa yang lebih kompleks.

Meski sering dikaitkan dengan kopi bubuk instan, kopi Robusta juga bisa dinikmati dengan cara yang sama seperti kopi Arabika dengan menggunakan metode penyeduhan tertentu. Beberapa jenis Robusta (Fine Robusta) yang berkualitas tinggi harganya lebih mahal karena menghasilkan rasa yang kental (deep flavour) dan krema atau krim yang bagus untuk membuat Espresso.

Robusta lebih bagus dalam memproduksi crema daripada Arabika, salah satunya karena kandungan minyak nabati yang lebih tinggi. Sebagian besar penggemar Espresso menyukai tekstur lembut dan halus dalam kopi mereka, dan menambahkan Robusta dalam campuran Espresso membuatnya lebih mudah untuk mendapatkan crema.

Baca juga: Pecinta Kopi, Ketahui Yuk Cara Menanam Kopi Robusta!

Kafein dalam biji Robusta

Dibandingkan dengan biji Arabika, biji Robusta mengandung lebih banyak kafein. Banyaknya kandungan kafein inilah yang menjadi alasan mengapa rasanya lebih pahit. Biji Robusta mengandung sekitar 2,2 – 2,7 persen kafein, dua kali lebih banyak dari biji Arabika. 

Baca juga: Kopi Arabika, Kesayangan Seluruh Dunia

Kesimpulan

Setiap jenis kopi memiliki keunikan tersendiri, termasuk kopi Robusta. Walaupun memiliki kadar kafein yang paling tinggi dan cita rasa yang pahit daripada jenis kopi lainnya, namun produksi biji kopi Robusta tetap paling tinggi karena perawatan dan panennya cukup mudah dan cepat yang membuat harganya lebih terjangkau.

Jika kamu merupakan produsen kopi dari berbagai daerah, jangan sungkan untuk membuka toko di platform KopiKita, sehingga para penikmat kopi dari seluruh Indonesia dapat mencicipi produksi kopi kamu. Ajukan bisnis ke platform KopiKita sekarang dengan mengisi form berikut ini.


Kamu penikmat kopi? Saatnya kunjungi platform KopiKita untuk menemukan kopi dari berbagai daerah di Indonesia dengan harga terbaik!