Tidak hanya berhenti di barista sebagai peraciknya, perjalanan kopi dari biji hingga ke cup menempuh proses yang cukup panjang, lho. Mulai dari budidaya, panen, sortasi buah kopi, pasca panen, roasting, hingga penyeduhan.
Proses panjang tersebut berpengaruh pada karakter dan cita rasa yang dihasilkan kopi. Apalagi proses yang digunakan setiap petani bermacam-macam, hingga menghasilkan keunikan rasa tersendiri. Penasaran kan? Yuk simak bagaimana perjalanan kopi dari biji ini!
Perjalanan panjang kopi hingga siap konsumsi
Para pecinta kopi mungkin sudah tidak asing dengan istilah roasting dan grinding. Namun, kedua proses tersebut hanya beberapa langkah akhir dari keseluruhan perjalanan biji kopi ini.
Nah, perjalanannya sendiri dimulai dari buah kopi yang mempunyai kemiripan dengan ceri. Berikut prosedur lengkapnya!
Proses penanaman
Perlu kamu ketahui, biji kopi awalnya merupakan benih. Sesudah dikeringkan, dipanggang, serta digiling menjadi bubuk, proses-proses itulah yang digunakan untuk menyeduh kopi di cangkirmu.
Umumnya benih kopi ditanam di lahan yang luas dan harus di tempat teduh untuk melindunginya dari paparan sinar matahari yang berlebihan. Setelah itu benih-benih tersebut akan sering disirami, dan benih yang segar berkecambah sekitar dua setengah bulan setelah ditanam.
Meski terdapat lebih dari seratus spesies, mayoritas kopi yang dikonsumsi dunia hanya terdiri dari tiga spesies, yakni 60 – 70 persen kopi Arabika, 30 – 40 persen kopi Robusta, dan kurang dari 2 persen berasal dari spesies Liberica.
Kopi Arabika ditanam di ketinggian yang lebih tinggi dari kopi Robusta yakni sekitar 1000 – 2000 mdpl, dengan suhu 15 – 25 derajat Celcius. Arabika memerlukan curah hujan tahunan 1500 – 2500 milimeter.
Sedangkan untuk Kopi Robusta umumnya bisa tumbuh di ketinggian yang rendah yakni 200 – 600 mdpl dan suhu 20 – 30 derajat Celcius. Dengan memerlukan curah hujan 2000 – 3000 milimeter.
Proses panen (harvesting)
Proses panen buah kopi biasanya akan memakan waktu 3 – 4 tahun, tergantung varietasnya. Buahnya sendiri disebut dengan ceri kopi karena memang mirip dengan ceri biasa. Awalnya ceri kopi berwarna hijau dan berbuah menjadi merah, kuning atau oranye saat sudah matang dan siap panen.
Beberapa negara bisa melakukan panen dua kali dalam setahun seperti halnya di Kolombia, dimana setiap tahunnya terdapat dua yang berbunga yakni tanaman utama dan sekunder.
Umumnya, pemanenan ini dilakukan dengan cara dipetik atau langsung diambil oleh tangan yang memerlukan banyak tenaga kerja dan proses yang terbilang cukup rumit. Namun, ada juga yang menggunakan mesin seperti halnya di Brazil.
Baik itu secara manual maupun menggunakan mesin, semua kopi dipanen menggunakan salah satu dari dua cara dibawah ini.
Pemetikan secara selektif
Meskipun memetik buah ceri kopi dengan tangan satu persatu terbilang cukup rumit dan memerlukan waktu panjang serta tenaga yang banyak. Cara ini akan menghasilkan kualitas kopi yang baik.
Para petani yang memetiknya rata-rata akan membawa keranjang yang digantung di pinggang mereka, dan ideanya mereka hanya memetik buah ceri kopi yang paling matang dan bagus.
Hasil panen hari itu, kemudian diangkut ke pabrik pengolahan biji kopi. Biasanya pemetikan selektif dilakukan untuk pemanenan kopi Arabika.
Pemetikan jalur
Untuk proses satu ini semua ceri yang menanggalkan cabang di satu waktu, akan langsung dipanen, baik itu secara langsung dengan tangan atau menggunakan mesin. Namun, sebagian besar wilayah Indonesia tidak bisa menggunakan mesin untuk proses panennya. Sebab, banyak kopi Indonesia yang ditanam di daerah berbukit yang sulit untuk dilewati mesin.
Proses pengolahan ceri kopi
Setelah kopi selesai dipetik, pengolahan pun harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya pembusukan buah. Kopi akan diproses dengan salah satu dari empat metode, yakni Dry Process, Wet Process, Semi Wash, dan Honey Process.
Setiap cara pengolahan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Baik itu ditinjau dari mutu biji kopi yang dihasilkan, atau komponen biaya produksinya.
Metode pengolahan yang dipilih akan disesuaikan dengan beberapa faktor. Sebut saja keuangan petani, curah hujan, tingkat kelembaban, serta akses air bersih yang mengalir.
Nah, tahap pengolahan dengan berbagai metode tersebut juga sangat berperan penting dalam menghasilkan cita rasa serta aroma kopi yang akan didapatkan. Pengolahan-pengolahan tersebut nantinya akan menghasilkan green bean atau biji kopi yang sudah dikeringkan.
Baca juga: 3 Metode Pengolahan Biji Kopi, Hasilkan Keunikan Rasa Tersendiri
Proses roasting
Perjalanan kopi pun berlanjut ke tahapan roasting.
Dibawah ini merupakan tahapan roasting yang perlu kamu ketahui.
Membuang kadar air (drying)
Biasanya biji kopi yang sudah dikeringkan masih mempunyai kadar air sekitar 7 – 11 persen. Selama kandungan airnya masih ada, biji kopi tidak akan berubah warna menjadi kecoklatan.
Untuk tahapan roasting yang pertama ini dinamakan drying, yang mana biji kopi akan menyerap panas dari mesin roasting serta menguapkan kandungan airnya.
Light roast
Light roast sendiri merupakan fase roasting dengan tingkat paling rendah. Pada umumnya, suhu di fase ini antara 180 – 205 derajat Celcius, dengan biji yang berwarna kecoklatan serta cenderung kering karena minyaknya belum bisa keluar.
Sementara, akhir dari fase ini ditandai oleh munculnya first crack, yakni letupan karena biji-biji kopi yang memecah. Saat first crack mulai terjadi, kopi pun masuk pada tingkat light roast.
Jika ingin menghasilkan rasa kopi cenderung ringan, asam yang kuat, dan kafein yang tinggi bisa berhenti di fase ini.
Medium roast
Tahap selanjutnya yakni memasuki fase medium roast, ini berlangsung setelah terjadinya first crack. Dengan suhunya sekitar 210 – 220 derajat Celcius.
Disaat inilah terjadi karamelisasi yang membentuk rasa manis dan karakter aroma. Di fase ini juga biji kopi mulai berubah warna menjadi coklat gelap.
Rasa yang dihasilkan pun sangat seimbang, baik itu dari body maupun acidity-nya. Jika dibandingkan dengan light roast, kafeinnya jauh lebih sedikit ditambah teksturnya yang lebih kental. Fase medium roast ini selesai sebelum terjadi second crack atau letupan yang kedua.
Dark roast
Untuk fase dark roast ini berkisar pada suhu 240 derajat Celcius, dimana terjadi second crack. Biji akan berwarna coklat gelap hingga hampir menghitam.
Memang tidak semua biji kopi bisa sampai di tahap ini, sebab biji yang mempunyai kepadatan rendah akan pecah. Di tahap dark roast, minyak alami yang terkandung dalam biji akan keluar, hingga bisa mengurangi dan menghilangkan karakter acidity nya.
Biji kopi akan mengalami karbonasi yang menjadikan body nya tebal serta rasanya cenderung pahit.
Resting
Nah jika biji kopi sudah selesai di roasting, jangan langsung digiling. Sebab, biji kopi yang baru selesai di roasting masih menyimpan karbon dioksida yang cukup tinggi, dan ini bisa berpengaruh pada rasanya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan resting (didiamkan beberapa saat) agar gas karbondioksida dalam biji kopi dapat berkurang. Dalam rentang waktu empat jam sesudah roasting, kopi sebetulnya sudah bisa diolah untuk diseduh.
Namun untuk hasil yang lebih nikmat lebih baik menunggu tujuh hari untuk mengembangkan rasa dan aroma kopi.
Proses penggilingan (grinding)
Nah, proses ini biasa dilakukan oleh barista, yang mana dalam tahapan ini terdapat beberapa tingkatan kehalusan, diantaranya kasar (coarse), sedang (medium), halus (fine), serta sangat halus (very fine).
Itulah proses akhir dari perjalanan kopi hingga akhirnya bisa sampai di cangkirmu. Sebagai seorang penikmat kopi, mengetahui bagaimana perjalanan buah ini hingga bisa menjadi secangkir minuman nikmat yang penuh filosofi tentu menjadi sebuah nilai plus, bukan?
Dengan mengetahui perjalanan kopi dari biji hingga ke cup yang kamu minum ini, kamu bisa berbagi pengalaman bersama rekan atau kerabat sambil “ngopi”. Jadi, bukan hanya bercengkrama, tapi kamu juga bisa berbagi ilmu. Semoga bermanfaat!
Jika kamu merupakan produsen kopi dari berbagai daerah, jangan sungkan untuk membuka toko di platform KopiKita, sehingga para penikmat kopi dari seluruh Indonesia dapat mencicipi produksi kopi kamu. Ajukan bisnis ke platform KopiKita sekarang dengan mengisi form berikut ini.
Kamu penikmat kopi? Saatnya kunjungi platform KopiKita untuk menemukan kopi dari berbagai daerah di Indonesia dengan harga terbaik!