Minum kopi sepertinya sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia. Hampir setiap orang saat ini memiliki hobi minum kopi. Bukan hanya karena rasa dan aromanya yang segar, minum kopi sudah menjadi gaya hidup anak muda.

Sebagian besar kopi yang diproduksi dan diekspor ke seluruh dunia adalah kopi Arabika. Hal itu tentu ada karena alasan yang jelas, yaitu kebanyakan orang lebih menyukai rasanya. Tapi apa sih kopi Arabika itu? Di artikel sebelumnya, kita sudah membahas tentang kopi Robusta, nih, kali ini giliran kopi Arabika yang akan kita kupas informasinya. 

Jangan salah mengira namanya, biji Arabika ini ternyata berasal dari Ethiopia. Arabika adalah salah satu jenis kopi yang paling populer di seluruh dunia. Setidaknya 70 persen dari jumlah konsumsi kopi dunia berasal dari kopi Arabika. Biji Arabika berasal dari tanaman Coffea Arabica. Biji tersebut dapat ditemukan di dalam buah berry merah tua atau ungu kemerahan yang matang.

Penanaman biji Arabika

Biji Arabika lebih banyak ditanam di Amerika Latin, dengan Brasil sebagai produsen terbesar. Tanaman Coffea Arabica lebih sulit tumbuh dibandingkan dengan biji Robusta. Penyebabnya adalah Arabika

jauh lebih sensitif dan lebih rentan terhadap hama dan perubahan kondisi cuaca.

Biji Arabika bisa tumbuh di iklim tropis yang bersuhu lebih hangat. Namun, tanaman biji Arabika cocok tumbuh di ketinggian sekitar 3.000 kaki dan di lereng bukit. Tanaman biji Arabika sangat sensitif, tidak boleh berada di daerah dengan suhu tinggi maupun rendah, karena akan mengganggu pertumbuhan buah. Suhu udara yang optimum untuk pertumbuhan Arabika berkisar antara 18 – 23 derajat celcius, curah hujan 1.600 – 2.000 milimeter/tahun, dan bulan kering 3 – 4 bulan (Sylvain, 1955).

Selain itu, tanaman biji Arabika membutuhkan waktu tujuh tahun untuk matang dan siap dipanen. Namun harus hati-hati saat kita memanennya, karena mudah jatuh dari tangkainya. Hal inilah yang membuat biji Arabika cenderung lebih mahal dan dianggap lebih unggul dari biji Robusta.

Baca juga: Seluk Beluk Kopi Robusta, Jelajah Bareng Yuk!

Rasa biji Arabika

Biji Arabika bervariasi dalam rasa tergantung pada daerah, Arabika dapat terasa manis atau bahkan seperti buah tetapi juga dapat memiliki rasa seperti sereal atau rasa pedas. Arabika cenderung memiliki keasaman yang lebih tinggi dengan sedikit rasa pahit daripada biji Robusta.

Biji Arabika cenderung memiliki rasa seperti light dan fruity tone dan juga terkadang dapat memiliki rasa gula dan berry, yang membuatnya cocok dengan minuman yang cenderung milky. Dibandingkan dengan biji Robusta atau campuran Arabika dan Robusta lainnya, seratus persen biji Arabika akan cenderung memiliki rasa yang lebih ringan.

Secangkir kopi Arabika dapat digambarkan sebagai kopi aromatik dan kaya akan rasa. Oleh karena itu, ketika kamu membeli kopi Arabika di kedai kopi, kamu akan melihat beragam rasa pada kemasannya, seperti bunga, buah, jeruk, mentega, cokelat, karamel, dan lainnya.

Baca juga: 3 Metode Pengolahan Biji Kopi, Hasilkan Keunikan Rasa Tersendiri

Dry process pada Arabika dapat meningkatkan rasa manis alami dan dapat menghasilkan rasa yang sedikit difermentasi, sedangkan pada washed process dapat menghasilkan rasa yang lebih bersih. Selain itu, proses wet-hulling atau monsoon dapat menghasilkan Arabika dengan keasamannya sangat rendah.

Semakin tinggi level roasting, maka semakin sedikit rasa alaminya. Level roasting yang rendah pada kopi menghasilkan rasa yang cenderung kompleks, dengan karakter rasa seperti bunga hingga buah. Roasting kopi yang lebih gelap akan menghasilkan rasa pahit.

Baca juga: Cara Menyimpan Biji Kopi Roasted yang Baik Agar Tetap Segar

Kafein dalam biji Arabika

Ketika kita membandingkan Robusta dengan Arabika, biji Arabika mengandung lebih sedikit kafein (hampir setengahnya) dibanding dengan biji Robusta. Jumlah kafein yang lebih kecil dalam biji kopi Arabika juga berkontribusi pada sedikitnya rasa pahit yang dapat kita temukan dalam kopi jenis Arabika.

Selain kadar kafein yang dimiliki biji Arabika yang lebih rendah daripada biji Robusta, ternyata kadar gula pada biji kopi Arabika lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan biji Robusta. Hal itulah yang membuat kopi hasil dari biji Arabika memiliki rasa yang lebih manis dan disukai banyak orang.

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas, ternyata biji Arabika sangat berbeda dengan biji Robusta. Mulai dari kondisi tumbuh, rasa, bentuk, ukuran, hingga kafein dalam Arabika juga sudah dibahas dalam artikel ini. Setelah mengetahui informasi tentang biji Arabika, kita jadi tahu alasan mengapa kopi Arabika menjadi kopi yang paling banyak dikonsumsi di dunia, nih.

Meskipun Arabika mewakili 70 persen dari konsumsi kopi dunia, tetapi jumlahnya lebih sedikit per tahunnya dibandingkan dengan Robusta, maka dari itu, para ahli kopi menganggapnya sebagai jenis kopi berkualitas tinggi. Selain lebih mahal dari kopi Robusta, kopi Arabika lebih susah untuk tumbuh dan lebih mudah terkena penyakit.

Jika kamu merupakan produsen kopi dari berbagai daerah, jangan sungkan untuk membuka toko di platform KopiKita, sehingga para penikmat kopi dari seluruh Indonesia dapat mencicipi produksi kopi kamu. Ajukan bisnis ke platform KopiKita sekarang dengan mengisi form berikut ini.


Kamu penikmat kopi? Saatnya kunjungi platform KopiKita untuk menemukan kopi dari berbagai daerah di Indonesia dengan harga terbaik!