Apakah kamu adalah salah satu orang yang gemar minum kopi? Jika iya, menurut sebuah penelitian baru minum kopi bikin panjang umur, apa benar? Kegiatan minum dua hingga tiga cangkir kopi sehari memungkinkan kamu terhindar dari penyakit kardiovaskular dibandingkan yang tidak.

Penelitian yang diterbitkan oleh European Journal of Preventive Cardiology, sebuah jurnal dari ESC.1, meminum kopi dapat memperpanjang usia. Mereka yang minum kopi secara teratur setiap hari, 12 persen lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal. Selain itu, kopi yang memberikan manfaat bagi kesehatan adalah kopi bubuk yang digiling sendiri, bukan kopi bubuk instan. 

Penelitian European Society of Cardiology (ESC)

Hasil studi mengenai kopi diterbitkan di jurnal European Journal of Preventive Cardiology, sebuah jurnal European Society of Cardiology (ESC). ESC menyatukan para peneliti, dokter, dan ahli profesional lebih dari 150 negara untuk bekerja sama dalam memajukan pengobatan penyakit kardiovaskular. Kerjasama ini membantu orang-orang untuk menjalani hidup yang lebih sehat dan lebih lama. Dalam studi tersebut, ditemukan bahwa kopi dapat mengurangi risiko orang terkena penyakit kardiovaskular. 

“Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asupan kopi bubuk, instan, dan tanpa kafein ringan hingga sedang harus dianggap sebagai bagian dari gaya hidup sehat,” kata penulis studi Peter Kistler, Kepala Penelitian Elektrofisiologi Klinis di Baker Heart and Diabetes Institute dan Kepala Elektrofisiologi di Alfred, Rumah Sakit di Melbourne.

Studi ESC ini meneliti hubungan antara jenis kopi dan insiden aritmia, penyakit kardiovaskular, dan kematian. Penelitian tersebut menggunakan data dari UK Biobank, yang merekrut orang dewasa berusia antara 40 – 69 tahun.

Baca juga: Intip 5 Manfaat Meminum Kopi bagi Kesehatan Tubuh Manusia

Penyakit kardiovaskular yang dimaksudkan terdiri dari penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, dan stroke iskemik

Studi tersebut melibatkan total 449.563 peserta yang di awal penelitian bebas dari aritmia atau penyakit kardiovaskular lainnya.  Peserta rata-rata berusia 48 tahun dengan persentase 55,3 persen adalah perempuan. Mereka dibagi menjadi empat kelompok, yakni mereka yang menikmati kopi bubuk berkafein, mereka yang memilih kopi tanpa kafein, mereka yang lebih menyukai kopi instan berkafein, dan mereka yang tidak minum kopi sama sekali.

Peserta menerima kuesioner yang menanyakan berapa cangkir kopi dan jenis kopi apa yang mereka minum setiap harinya. Hasilnya, 44,1 persen peserta minum jenis kopi biasa, 18,4 persen minum kopi bubuk, dan 15,2 persen minum kopi tanpa kafein. 

Dalam penelitian ini, terdapat 100.510 atau 22,4 persen peminum non kopi yang menjadi kelompok pembanding. Mereka menjadi pembanding untuk kejadian aritmia, penyakit kardiovaskular, dan kematian. Informasi hasil kemudian diperoleh dari catatan medis dan catatan kematian. Selama masa tindak lanjut, sekitar 12,5 tahun, ditemukan sebanyak 6,2 persen peserta meninggal, 9,6 persen peserta didiagnosis penyakit kardiovaskular, dan 6,7 persen peserta di diagnosis aritmia.

Semua jenis kopi dikaitkan dengan penurunan kematian akibat penyakit kardiovaskular. Pengurangan risiko kematian dan risiko terendah penyakit kardiovaskular terbesar terlihat pada jumlah konsumsi kopi dua hingga tiga cangkir per hari, yang dibandingkan dengan tidak minum kopi.

Baca juga: Minum Kopi Sebelum Makan, Aman Kah?

Kopi bubuk berkafein paling banyak menurunkan risiko

Para peneliti menemukan “penurunan yang signifikan” dalam risiko penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, dan stroke untuk ketiga jenis kopi yang telah disebutkan oleh Profesor Kistler. Namun, hanya kopi bubuk dan kopi instan dengan kafein yang dapat mengurangi risiko detak jantung tidak teratur yang disebut aritmia. Kopi tanpa kafein tidak menurunkan risiko tersebut.

Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh ESC, telah diketahui bahwa minum dua hingga tiga cangkir kopi sehari dikaitkan dengan penurunan kematian dini terbesar, apabila dibandingkan dengan orang yang tidak minum kopi. Secara detail, konsumsi kopi bubuk menurunkan risiko kematian sebesar 27 persen, diikuti 14 persen untuk kopi tanpa kafein, dan 11 persen untuk kopi instan berkafein.

“Kemungkinan senyawa non-kafein bertanggung jawab atas hubungan positif yang diamati antara minum kopi, penyakit kardiovaskular, dan kelangsungan hidup,” kata Kistler.

Hubungan antara kopi dan penurunan risiko penyakit jantung dan stroke tidak begitu kuat. Minum dua hingga tiga cangkir kopi bubuk sehari dapat menurunkan risiko sebesar 20 persen, sedangkan minum kopi tanpa kafein dalam jumlah yang sama hanya mengurangi risiko sebesar 6 persen. Lebih tinggi dari itu, minum dua sampai tiga cangkir kopi instan dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke sebesar 9 persen.

Berdasarkan penelitian yang sama, data berubah ketika menyangkut dampak minum kopi pada detak jantung tidak teratur. Empat hingga lima cangkir kopi bubuk berkafein sehari dapat menurunkan risiko sebesar 17 persen, sementara dua hingga tiga cangkir kopi instan sehari mengurangi kemungkinan aritmia sebesar 12 persen.

Baca juga: Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula

Minum kopi bikin panjang umur itu memang benar, lebih tepatnya mengurangi risiko terkena penyakit kardiovaskular

Penelitian terbaru oleh European Society of Cardiology ini memang menjadi sebuah penemuan baru yang telah teruji. Studi selama 12,5 tahun tersebut telah memberikan temuan yang bisa bermanfaat bagi banyak orang. Minum dua hingga tiga cangkir kopi berkafein setiap hari ternyata bisa mengurangi risiko pernyakit kardiovaskular dan dapat memperpanjang umur seseorang.

Meskipun demikian, penelitian lanjutan mengenai minum kopi bisa bikin panjang umur perlu dilakukan lebih lanjut karena adanya keterbatasan tertentu. Keterbatasan penelitian ini adalah bahwa konsumsi kopi dilaporkan sendiri pada satu titik waktu, kata Annette Creedon, seorang ilmuwan nutrisi dan manajer di British Nutrition Foundation, yang sebagian didanai oleh produsen makanan, pengecer, dan perusahaan layanan makanan.

Studi oleh ECS ini memiliki periode tindak lanjut rata-rata 12,5 tahun. Dalam kurun waktu tersebut banyak aspek diet dan gaya hidup peserta mungkin telah berubah. Selain itu, menurut Creedon, kopi dapat menimbulkan efek samping negatif pada beberapa orang. Orang dengan masalah tidur atau diabetes yang tidak terkontrol, misalnya, harus memeriksakan diri ke dokter sebelum menambahkan kafein ke dalam makanan mereka.

Jika kamu merupakan produsen kopi dari berbagai daerah, jangan sungkan untuk membuka toko di platform KopiKita, sehingga para penikmat kopi dari seluruh Indonesia dapat mencicipi produksi kopi kamu. Ajukan bisnis ke platform KopiKita sekarang dengan mengisi form berikut ini.


Kamu penikmat kopi? Saatnya kunjungi platform KopiKita untuk menemukan kopi dari berbagai daerah di Indonesia dengan harga terbaik!